Selasa, 02 April 2013

Mengagumi Karya tapi Minus Etika

Dulu tahun 2009an saya baru seneng senengnya ketik key word “kotagede”, “pasar kotagede”, “pasar legi kotagede” dll, pada sebuah search engine terpopuler. Saat itu yang muncul adalah berita dan artikel.. mmmm lagi males baca jadi.. pilih link image untuk menemukan gambar-gambar dengan kata kunci yang sama..



Yessss ketemu…!! Banyaak foto… bagus-bagus… tapi tertarik banget sama satu foto.. karena seorang mbah penjual  bunga itu  setiap hari lewat gang dekat rumah, dan saya tau persis beliau berjualan dimana.. ahh pertunjukan sudut kota tua yang teraransemen dengan dinamis, alunan warna bunga dan baju simbah yang jadi sangat pelangi, menyanyikan klimaks pesan moral kehidupan… dan mmm… #sulit melukiskan sesuatu yang saya senangi dengan rangkaian ukara (kata-kata) :D apalagi kumawantun (sok berani) memberikan sebuah penilaian terhadap sebuah karya, maafkan.

Simple aja.. lagi sennneng lihat foto-foto… karena gak punya kamera apalagi bisa motrek (mem-foto) dan… saya download-lah foto cantik itu..[kesalahan 1] #parah. Karena sedang senang juga mecoba media jejaring sosial yang waktu itu mulai kondang (naik daun) yaaah saya upload… yaa tepat sekali…!! Karena belum punya foto diri, saya pajanglah jadi cucuk ing lampah sebagai profile picture account pribadi… [Kesalahan ke-2] #parah part-2. Benar-benar tidak sadar dengan ke-minus-an etika terhadap sebuah karya yang jelas bernilai luhur [Kesalahan ke-3]. #parah part-3. Setelah kemudian saya tau bagaimana etika terhadap karya orang lain… kesalahan yg dulu saya lakukan itu kelupaan saya perbaiki… [kesalahan ke-4]. #parah part-4 tapi saya ingat banget siapa artist dan dimana download-nya…

Sampai pada akhirnya beberapa hari yang lalu keconangan (ketahuan) sama yang punya… #wedi karo isennn ngaggo banget. Sangat menyesal.. pasti kesalahan tersebut akan sangat mudah saya ingat.. dengan bukti sangat otentik. Memang sengaja tidak saya remove atas saran beliau sang fotografer… beserta comments-nya supaya bisa jadi contoh (yang salah), Astaghfirullah… sekali lagi maafkan dan terimakasih ya pak Agus Yuniarso… ini salah satu weling lan pepeling (nasihat dan pengingat) supaya lebih bisa sinau tata karma dan tanggap ing sasmita (belajar tata krama dan peka)… :)

Kotagede, 24 April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar