Barusaja saya mendapati orang lain diperlakukan sama
dengan saya ketika kemarin dulu. Dipaksa menerima kalimat-kalimat panjang
yang otoriter. Jika bukan pernyataan yang memaksa pastilah pertanyaan-pertanyaan
yang tidak berhak dijawab secara pribadi. Hal itu membuat saya ingat bagaimana
perasaan saya ketika itu.
Keduanya kalimat panjang berwujud tulisan maupun
lisan, secara praktis menunjukan niat, sikap dan tujuan. Pengkajian ulang tidak
mungkin dilakukan karena kata demi kata memaksa untuk ditindaki secara cepat. Dibalas
buruk.. dituduh bodoh. Dibalas lebih baik.. semakin memaksa, dilanjutkan dengan
menginjak.
Anak muda selalu dianggap salah ketika menanyakan hal
yang tidak lumrah. Mengutarakan pendapat langsung dibabat. Tidak mau kalah di
depan. Tidak memberi contoh baik tapi banyak bicara terlihat baik. Ketika tau orang
lain benar, hanya memasrahkan. Itulah “pemikir Tua”. [Maaf jadi ambil kesimpulan
karena itu terjadi berulang kali]
Entah bagaimana perasaan teman saya. Semoga sabar dengan katanya yang "slow saja". Karena
jika saat ini saya mendapati hal demikian ulang, maka saya mengaku “diam”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar