Minggu, 08 April 2018

Mbak Keti : Belajarlah dari pengalaman orang lain dek’Ta




Seketika sedang mendengarkan radio channel 89,1 si mbak penyiar mengobrolkan tentang tips travelling, teringat sesuatu kejadian dibilang lucu, kaget dan semacam tanda pengingat dari Allah.


Waktu itu pertama kalinya melakukan perjalanan jauh. Ceritanya tahun 2014 kami berenam pergi bareng ke Thailand, ya aman aja karena tokoh intinya ada pada orang lain.

Setiba kita di Bandara Dong Mueang (DMK - the three letter city code) Kota Bangkok, Thailand sekitar pukul 20.00. Kami bu Guru Eska, Lutfandita, Mbak Arliva Afika, Mas Fajri dan Mas dosen (satu lagi ah siapa namanya itu aku lupa) dan aku, pokoknya kami berenam mendarat dengan indah dan disambut dengan promo nomor lokal plus bonus paket data dari salah satu provider di counter bandara. Belum juga berjalan jauh kami sudah dihadang pusat informasi pariwisata / Tourism Information Center (TIC) menawarkan peta wisata free, ah menyenangkan.



Masih di area bandara, beberapa foto sudah diambil lanjut istirahat duduk sebentar sambil melihat ke arah mana kita harus jalan kaki supaya ketemu sama jalur bus yang sudah di direncanakan dari Jogja. Tiba-tiba ada seorang mbak muda berjilbab sendirian membawa beberapa tas, berlari kecil menghampiri kami. Sebut aja namanya Keti, karena sebenarnya kita lupa kenalan dan tukeran nomor contact tapi dia jelas embak yang KETInggalan pesawat. Memang ya kalau di negeri orang lain ketemu sesama orang Indonesia tidak mudah tapi sinyalnya itu langsung nyahut begitu mendengar ada orang lain pakai bahasa ibu kita.

Well… setelah saling menyapa dan bercerita, ternyata mbak Keti ini memang orang Indonesia yang barusaja ketinggalan pesawat menuju Jakarta. Dia selesai jalan bareng sama teman-temannya keliling kota seribu biksu, ya sama kayak kami juga. Tapi pesawat pulang mereka beda-beda, nah mbak Keti pesawatnya udah terbang waktu mereka sampai di Bandara karena katanya naik tuk-tuk lalu kena macet waktu menuju Bandara Dong Mueang. Saat ini teman-temannya semua sudah terbang menuju Indonesia dan mbak Keti masih di bandara berusaha minta bantuan kakaknya via telpon.

Mbak Keti kelihatan bingung sekali dan sudah lelah, tapi agak lega karena ketemu kami. Setelah diskusi dan berbagi pengalaman Kami malah jadi galau, biasa kalau jalan-jalan bareng itu pasti ada momment selisih pendapat antar teman hahahaaa tapi ini yang bikin seru. Mau pakai Bus atau Taxi menuju penginapan karena kata mbak Keti Kota Bangkok ini macet dan lain-lain. Dia juga galau rencana mau nginap bareng kami di kawasan Khaosan Road. Sesaat kemudian setelah menerima telpon dari kakaknya yang ada di Jakarta, katanya kita berpisah di sini karena sudah di bookingkan tiket pesawat untuk besok dan Hotel Amaris untuk malam ini dia mengiap. Sengaja dipilihkan hotel paling dekat dengan Bandara cuma seberangan gitu sama bandara dan gedungnya juga kelihatan liftnya kayaknya juga jadi satu sama bandara, ya itu semua supaya dia nggak ketinggalan pesawat lagi besok.

Kita berenam cuma bisa saling pandang setelah melihat mbak Keti berlalu menuju lift yang mengarah ke jembatan langsung mengakses hotel. Mati saja kalau sampai kita semua ketinggalan pesawat pulang. Sudah harus beli tiket pesawat pasti mahal karena harga tiket pesawat dadakan biasanya tarifnya kan abnormal, belum lagi inap hotel lagi semalam. Wahhh setelahnya kita berenam sepakat kalau pokoknya besok waktu ulang mendingan kita datang lebih awal lalu nunggu di bandara agak lama daripada harus tombok kathok, istilah orang Jawa untuk mengekspresikan kerugian biaya yang berlipat-lipat sampai sewadah-wadahnya.

Ahh seharusnya aku belajar dari kejadian 4 tahun lalu, ya dasar anak ngeyelan. 
Jadwal siang itu harusnya aku sudah naik bus jam 13.00 tapi jam 11.30 aku masih di Bantul ya gimana lagi keterusan diajak ngobrol bu kabid hahaaa ini juga soal diskusi.
Jam 12.45 sudah ditelpon mas Rid tokoh utama di perjalanan ini, upssss aku kena marah ditunggu 15’ lagi cepat!!
Sebentar kemudian aku ditelpon mb Nisa team leaderku yang sudah memesankan ojek dari depan gang.
Pak Gojek ngebut gak karu-karuan sambil marahin aku duhkak…katanya bus hanya jalan dua kali dalam sehari mbak..
Sesampai depan bus cuma bisa cengingas-cengingis aja, gak berani menatap wajah dan menyapa siapapun hahahaa takuttt karena busnya cuma tinggal nunggu aku saja…duh maaf pak…
Alhamdulillah…Enggak jadi ada mbak Keti (part 2) deh…gak jadi dinaikkan bus Eka sendirian.
Heheee love you gaes :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar