Selasa, 10 April 2018

Ngopi & Nge-pizza Bareng Kera

Tetiba inget kancaku jeng Ami yang pingin banget ke Banyuwangi naik kereta.

Beberapa waktu lalu kejatah dapat hadiah pergi tugas ke Banyuwangi. Berangkat naik bis dan pulangnya naik kereta. Kami berangkat berempat Mas Rid, Mb Nis, Mas Bim dan aku . Untuk tujuan kelancaran dan atas bantuan dari kancane kancaku hahaaa kami keliling kota Osing itu menggunakan mobil yang sewanya lepas kunci. Tengkyu and love you full lah gaes…..^^

To do list tugas kami, salah satunya adalah obyek wisata Taman Nasional Baluran. Walaupun dua orang lelaki dari kami adalah ahli leader overland tapi katanya sama juga belum pernah masuk ke Little Africa of Java. Kawasan hutan lindung itu terletak Kabupaten Probolinggo sekitar 1,5 - 2 jam dari Banyuwangi menggunakan mobil kecil dituntun oleh Waze-nya mas Bima. Letak pintu utamanya dekat dengan Desa Kebangsaan, kelihatan banget dari arah utara maupun selatan karena pas pengkolan/belokan. Ohya jangan lupa mengisi BBM dulu sebelum masuk kawasan hutan yang lumayan panjang. Jangan lupa juga bawa P3K Pertolongan Pertama Pada Kelaparan. Kami bawa mineral dan roti plus pizza semalam dan camilan secukupnya.


Mobil kecil sampai micro bus bisa langsung masuk mengakses kawasan hutan alami itu bisa dieksplorasi selama 2 jam (pulang balik) menelusuri jalan yang sama. Kalau bus besar tidak bisa masuk dan harus menggunakan shuttle truck yang disediakan di counter tiket. Ada 3 jenis predator besar yang hidup di hutan tersebut tapi menurut informasi dari petugas tiket masuk hewan tersebut biasanya letaknya agak masuk ke dalam hutan, jadi aman saja. Hewan lain yang jinak dan sering kita temukan sepanjang perjalanan menyusuri jalan hutan sampai Pantai Bama adalah kawanan kupu-kupu, burung derkuku, ayam hutan, rusa, kera, dan banteng. Tiket masuknya Rp 10.000 / orang dewasa dan Rp 5.000 / orang anak-anak

Jalan yang dilalui sebenarnya tidak terlalu bagus, mungkin benar apa kata temanku bahwa itu supaya lebih menyatu dengan alam. Hahaaa ngawur aja, orang yang ngomong juga bukan ahli kehutanan. Mobil yang dikendarai dua lelaki ahli driving wal supiriyah ini sesekali berhenti di tengah jalan dan mesinnya dimatikan demi mendengar suara burung yang bertaut menjadi melodi indah saling sahut. Kecepatan tidak bisa ditambah lebih dari 20-30 km/jam karena jalan berbatu lepas sesekali ketemu kubangan air agak dalam. Menghalau kebosanan mereka berdua gantian nyetir. Kadang yang duduk di seat driver kalau pas dapat sinyal minta kerjasamanya dia mau membalas Whatsapp sambil ngontrol pedal, dan dalam waktu yang bersamaan mas yg satunya pegang handle setir. Sesekali berhenti juga untuk menyapa kera yang lucu-lucu. Tapi ingat itu ada tulisan tidak boleh memberi makan hewan. Yaaaa kalau hanya reunian sambil melepas rindu boleh lah. Haaha

Sampai di Sabana/Savana Bekol kita akan melihat area luas berumput hijau dan berpagar pendek, beberapa ada titik buatan untuk bisa mengambil foto. Terlihat disekitar spot foto rumputnya mati, hehee karena sering terinjak manusia. Agak salah timing karena sampai sana waktunya tanggung, tidak pagi tidak juga sore. Jadi banyak hewan yang berteduh di bawah pohon jauh dari jalan utama. Nampak jelas siang itu juga gunung Raung dan gunung Baluran. Sabana ini terletak di lereng gunung Baluran.

Kami berempat berhenti dan keluar mobil untuk mengambil barang satu atau dua foto. Dari jauh kelihatan, di dekat mobil kami tiba-tiba ada seekor kera seperti mengambil sesuatu makanan. Katanya ambil makanan dari mobil Hahahaaa entahlah kacanya hanya sedikit terbuka dan itu kera agak besar. Kami melanjutkan berfoto dan diskusi ria dalam suasana agak terik tapi asri, hijau dan tidak ada di Jogja, hahahaa. Setelah semuanya cukup kita lanjut jalan. Setelah masuk mobil ternyata ada cukup bukti bahwa kera tadi masuk mobil dan berhasil mengambil pizza segitiga. Jendelanya padahal kebuka sedikit, tapi ada jejak saos di kaca dan ceceran pizza di bawah kursi. Hahaaa
Ayoooo dicek lagi sispa tahu ada kera lain yang masih ada di dalam mobil. Hahaaa iya memang ada 4 kera-keraan di mobil melanjutkan perjalanan dan melanjutkan makan roti wkwkwkw.

Yeas dari Sabana Bekol kita lanjut 10 menitan menuju pantai dan mangrove Bama. Indah sepi dan masih virgin hahahaa. Sampai sana ada warung kecil milik bu Sum. Makanan dan minumannya cukup lengkap dengan harga terjangkau. Mas mas itu sudah capek mungkin, mereka pilih ngopi sambil ngobrol. Saya dan mbak Nisa sempat ke Pantai Bama lanjut ngajak ngobrol seriyes ibu Sum sang pemilik warung sambil minum air jeruk segar. Gaes, Pantai Bama adalah area paling ujung dari Taman Nasional ini. Yaaa… Tugas di Baluran belum selesai, kami harus kembali ke jalan yang benar, ehh ke jalan yang tadi untuk kembali ke gerbang utama. Ohyaa jalur eksplorasi T.N. Baluran tidak melingkar tapi bolak balik lewat jalan yang sama. Hahaaa. Inilah yang membuat kebosanan melanda pasangan Ridwan Bima. Mereka sepertinya udah sahabatan lama tapi jarang ketemuan, nah di perjalanan ini mungkin mereka semacam reunian. Keberadaan mereka berdua cukup menghibur kog. Hahaaa… Tengkyu ya gaess pokoke love you pol…^^

Jeng Ami…aku gak bisa ngerjain kamu selama trip Banyuwangi… karena henpon aku keyok…hehehee^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar